Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2010

Suluk Tuhu Linglung (4)

Syari'at itulah tirai Karena ruh idhafi-lah yang hakiki. Syahadat, shalawat, Nabi dan wali, dalam tauhid Ditaburi Oleh tirai. Ma'dum, ma'lum, tasbih, Tahlil dan shalawat Dijadikan tirai yang menutupi. ("Suluk Pesisiran Kode LOr 7375, Puitisasi Emha Ainun Nadjib", Mizan, 1995, PadhangmBulanNetDok)

SULUK TUHU LINGLUNG (3)

Tuhu Linglung 3 Sepedati penuh kertasnya Tiada lain yang diperbincangkan Kenapa sedemikian sesat Memeluk titipan tanpa sisa Terlena karena dipercaya Padahal itu tak benar-benar disadarinya Nabi, wali, mukmin, sirna Hancur, lebur, luluh, musnah, hilang Namun tak dicapainya kekosongan. ("Suluk Pesisiran Kode LOr 7375, Puitisasi Emha Ainun Nadjib", Mizan, 1995, PadhangmBulanNetDok)

Tuhu Linglung (2)

Tuhu Linglung 2 Terlebih yang belum yakin benar ia Terbelenggu hanya oleh tata krama Sembahyang sunnah dan fardhu tak putus-putusnya Agar tertabiri ketidaktahuannya Puasa dan sedekah Juga zakat fitrah-nya Dijadikan berhala yang dipuja-puja Sungguh mereka yang sedemikian terlena Belum seberapa baktinya Pengetahuannya masih biasa-biasa saja.

SULUK TUHU LINGLUNG (1)

Dhandhang Karya Sunan Panggung Tuhu Linglung 1 Merasuki sastra Sungguh bisa bikin bingung Yang diolah senantiasa gagasan Ilmu diuraikan Lafal dihitung-hitung Benar salah dipersoalkan. Maka bukanlah tanda orang berpengetahuan Jika terpana hanya dalam laku Merasa malu untuk mengulang bertanya Seakan telah ia temukan segala Padahal belum apa-apa. ("Suluk Pesisiran Kode LOr 7375, Puitisasi Emha Ainun Nadjib", Mizan, 1995, PadhangmBulanNetDok)