Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2011

'Membeli Fitnah'

Benarkah ada sanak saudaramu yang harus berkorban sedemikian bear, sampai pun nyawanya, demi keserakahan sejumlah orang yang bahkan tak dikenalnya terhadap sekati upah? Benarkah anggota keluarga Anda harus membayar sebegitu mahal kepada pentas primordialisme yang sempit? Demi fanatisme dan taqlid yang sebuta-butanya. Atau bahkan demi pertarungan yang hanya berisi kebodohan, nafsu dan emosi yang tidak jernih arahnya, serta ketidakpahaman dan ketergesaan. Maka kecemasan yang saya alami tidak hanya terhadap kemungkinan chaos yang heboh, tapi juga terhadap kebebalan yang 'tenang'. Diam-diam, sesungguhnya, jauh di lubuk jiwa saya terdapat juga rasa asyik menyaksikan atau mengalami benturan dan peperangan. Tapi untuk apa dulu? Bersediakah anda mengalami itu semua untuk suatu kesibukan nasional satu bulan yang pada hakekat dan kenyataannya tidak ada keterkaitan yang realistis dengan perjuangan nasib Anda sendiri sebagai rakyat kecl? Bertamulah ke rumah orang-orang pandai. Para dosen,

Partai Mashriq Partai Maghrib Partai Japemethe

Manusia sangat punya kesenangan untuk bertengkar dan berpecah-belah satu sama lainnya. Manusia sangat suka membela golongannya sendiri, partainya sendiri, alirannya sendiri, kepentingannya sendiri. Pembelaan atas golongannya sendiri itu bisa berpijak pada keyakinan atas kebenaran golongannya atau atas pilihan ideologi kelompoknya atau yang banyak adalah karena digolongannya itu terletak mata pencahariannya, terletak pemenuhan atas kepentingan karier dan keuntungan² pribadi lainnya. Diantara yang berkecenderungan terakhir itu ada yang karena keterpaksaan sebab tidak ada pilihan lain kecuali loyalitas tunggal, atau ada yang karena selalu merasa tidak cukup, alias karena keserakahan. Manusia sangat hobi makan 'ananiyah' : Keakuan, kekamian, egoisme, egosentrisme. Tidak hanya manusia² pemalu saja yang begini. Para manusia tokoh dan kelas pemimpin pun rata² begini. Ini wataknya. Manusia mengkotakkan dirinya kalau tidakdi PPP ya di Golkar atau PDI. Manusia mengurung dirinya kalau tid