Cara Shalat Gerhana Matahari dan Bulan
Tata Cara Sholat Gerhana Matahari dan Bulan Berbeda dengan Shalat Biasa.
SHALAT gerhana hukumnya sunah bagi seorang Muslim. Jika dikerjakan mendapatkan pahala dan tidak mendapatkan apa pun jika meninggalkannya.
Shalat gerhana ada dua macam, sebagaimana dua macam gerhana, yakni shalat gerhana bulan (khusuf) dan shalat gerhana matahari (kusuf).
Ada sedikit perbedaan antara shalat gerhana dengan shalat biasa, khususnya dalam gerakan ruku' yang totalnya dilakukan empat kali rukuk.
Dalam shalat gerhana yang hanya dua rakaat ini, baik gerhana matahari maupun gerhana bulan, setelah takbir, doa iftitah, baca Al-Fatihah dan Surat, gerakan ruku dilakukan dua kali, yakni:
Sebagian ulama berpendapat bahwa pelaksanaannya mesti di masjid, meskipun dikerjakan di rumah atau tempat lain juga tidak mengapa.
“Aisyah ra menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk memanggil jama’ah dengan: ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at.” (HR. Bukhari & Muslim).
Selain shalat gerhana, umat Islam juga disunahkan mengumandangkan takbir dan dzikir lainnya selama gerhana berlangsung. Saat gerhana merupakan salah satu waktu dikabulkannya doa.
Gerhana matahari total diprediksi erlangsung Rabu 9 Maret 2016 pukul 06.19 WIB. Masyarakat dapat memulai takbir mulai pukul 07.00. Shalat diimbau untuk dilaksanakan pukul 07.30, dilanjutkan dengan khutbah.
Sejak awal terjadi gerhana sampai akhir, umat Islam disunahkan berdoa dan beristigfar. Saat shalat sunnah gerhana, Allah SWT menjanjikan doa akan diijabah.
Hadits-Hadits tentang Shalat Gerhana
"Jika kalian melihat gerhana tersebut (matahari atau bulan) , maka bersegeralah untuk melaksanakan shalat. (HR. Bukhari).
”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah" (HR. Bukhari).
"Dari Abu Mas’ud r.a., ia berkata: Nabi saw telah bersabda: Sesungguhnya matahari dan Bulan tidak gerhana karena kematian seseorang, akan tetapi keduanya adalah dua tanda kebesaran Allah. Maka apabila kamu melihat gerhana keduanya, maka berdirilah dan kerjakan shalat. (HR Bukhari dan Muslim).
Demikian tata Cara Shalat Gerhana Matahari dan Bulan beserta hukum dan amalan sunah selama gerhana. Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*
Sumber:
Shahihain, Fiqh Sunnah, dan Pedoman Sholat Hasbi Ash-Shiddiqy
SHALAT gerhana hukumnya sunah bagi seorang Muslim. Jika dikerjakan mendapatkan pahala dan tidak mendapatkan apa pun jika meninggalkannya.
Shalat gerhana ada dua macam, sebagaimana dua macam gerhana, yakni shalat gerhana bulan (khusuf) dan shalat gerhana matahari (kusuf).
Ada sedikit perbedaan antara shalat gerhana dengan shalat biasa, khususnya dalam gerakan ruku' yang totalnya dilakukan empat kali rukuk.
Dalam shalat gerhana yang hanya dua rakaat ini, baik gerhana matahari maupun gerhana bulan, setelah takbir, doa iftitah, baca Al-Fatihah dan Surat, gerakan ruku dilakukan dua kali, yakni:
- Rukuk
- Itidal
- Bangkit, takbir, baca Al Fatihah
- Baca surat
- Rukuk
- Itidal
- Baru Sujud
Sebagian ulama berpendapat bahwa pelaksanaannya mesti di masjid, meskipun dikerjakan di rumah atau tempat lain juga tidak mengapa.
أنَّ الشَّمس خَسَفَتْ عَلَى عَهْدِ رَسولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم، فَبَعَثَ مُنَادياً يُنَادِي: الصلاَةَ جَامِعَة، فَاجتَمَعُوا. وَتَقَدَّمَ فَكَبرَّ وَصلَّى أربَعَ رَكَعَاتٍ في ركعَتَين وَأربعَ سَجَدَاتٍ.
“Aisyah ra menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk memanggil jama’ah dengan: ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at.” (HR. Bukhari & Muslim).
Cara Shalat Gerhana Matahari dan Bulan
Prinsip pelaksanaan salat ini adalah terdiri dari dua rakaat dengan empat kali ruku dan sujud, juga empat kali baca Al-Fatihah dan Surat.- Takbiratul Ihram
- Doa iftitah
- Baca Al-Fatihah
- Baca Surat
- Rukuk
- Itidal
- Bangkit, Takbir, Baca Al Fatihah
- Baca Surat
- Rukuk
- Itidal
- Sujud
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud
- Bangkit berdiri
- Kembali membaca Al-Fatihah dan Surat
- Ulang gerakan yang sama dari no. 5 s.d. 13.
- Tasyahud Akhir
- Salam. “
Selain shalat gerhana, umat Islam juga disunahkan mengumandangkan takbir dan dzikir lainnya selama gerhana berlangsung. Saat gerhana merupakan salah satu waktu dikabulkannya doa.
Gerhana matahari total diprediksi erlangsung Rabu 9 Maret 2016 pukul 06.19 WIB. Masyarakat dapat memulai takbir mulai pukul 07.00. Shalat diimbau untuk dilaksanakan pukul 07.30, dilanjutkan dengan khutbah.
Sejak awal terjadi gerhana sampai akhir, umat Islam disunahkan berdoa dan beristigfar. Saat shalat sunnah gerhana, Allah SWT menjanjikan doa akan diijabah.
Hadits-Hadits tentang Shalat Gerhana
فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلاَةِ
"Jika kalian melihat gerhana tersebut (matahari atau bulan) , maka bersegeralah untuk melaksanakan shalat. (HR. Bukhari).
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah" (HR. Bukhari).
(عن أبي مَسْعُودٍ قال قال النبي صلى الله عليه وسلم إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ من الناس وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ من آيَاتِ اللَّهِ فإذا رَأَيْتُمُوهُمَا فَقُومُوا فَصَلُّوا (رواه البخاري ومسلم
"Dari Abu Mas’ud r.a., ia berkata: Nabi saw telah bersabda: Sesungguhnya matahari dan Bulan tidak gerhana karena kematian seseorang, akan tetapi keduanya adalah dua tanda kebesaran Allah. Maka apabila kamu melihat gerhana keduanya, maka berdirilah dan kerjakan shalat. (HR Bukhari dan Muslim).
Demikian tata Cara Shalat Gerhana Matahari dan Bulan beserta hukum dan amalan sunah selama gerhana. Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*
Sumber:
Shahihain, Fiqh Sunnah, dan Pedoman Sholat Hasbi Ash-Shiddiqy
Komentar
Posting Komentar