Malam Lailatul Qadar: Pengertian & Cara Mendapatkannya

Pengertian & Cara Mendapatkan Malam Lailatul Qodar - Tafsir Ibu Katsir Surat Al-Qadr.

Lailatul Qadar adalah malam penuh kemuliaan dan keberkahan yang terjadi di 10 malam terakhir bulan Ramadhan.

Pada malam qadar, para malaikat turun ke bumi guna mengurus berbagai urusan dengan membawa keberkahan dan rahmat dari Allah SWT.

Cara menemkan atau mendapatkan malam qodar adalah menghidupkan 10 malam terakhir bulan Ramadhan dengan ibadah, sebagaimana dianjurkan Rasulullah Saw, antara lain dengan I'tikaf atau berdiam di masjid untuk fokus beribadah.

Kehadiran malam Lailatul Qodar secara jelas disebutkan salam Al-Quran Surat Al-Qadr.

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadr: 1-5).

Pengertian Malam Qadar (Lailatul Qodr)

Secara harfiyah, lailatul qodr artinya malam penetapan atau malam penentuan. Secara istilah, lailatul qodar adalah malam penuh keberkahan, kemuliaan, dan ampunan, serta malam seribu bulan.

Dalam QS. Al-Qodr tersebut dijelaskan, Malam Qodar (Lailatul Qadar) adalah
  1. Malam diturunkannya Al-Quran sehingga malam ini bernilai historis dan penuh keberkahan dan kemuliaan.
  2. Malam yang lebih baik dari 1000 bulan (khairun min alfi syahrin), yaitu untuk amal ibadah yang dilakukan pada malam itu lebih baik dari amalan selama seribu bulan.
  3. Malam diturunkannya malaikat dengan membawa keberkahan dan rahmat dari Allah SWT
  4. Malam penuh keselamatan atau kedamaian.

Orang yang menghidupkan malam Lailatul Qodar dengan ibadah, maka akan diampuni dosa-dosanya, sebagaimana ditegaskan Rasulullah Saw:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang menghidupkan lailatul qadar dengan shalat malam atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Penjelasan Lailatul Qodar

Penjelasan tentang malam qadar berikut ini disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir. Menurut Ibnu Katsir, Lailatul Qadar yaitu satu malam yang penuh berkah di bulan Ramadhan, sebagaimana difirmankan Allah dalam ayat lainnya: SyaHru ramadlaanal ladzii unzila fiiHil qur-aan --Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan al-Qur’an.” (QS. Al-Baqarah: 185).

Tentang diturunkannya Al-Quran, Ibnu ‘Abbas dan yang lainnya mengatakan: “Allah menurunkan al-Qur’an itu sekaligus [30 juz], dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah di langit dunia. Kemudian diturunkan secara bertahap, sesuai dengan konteks realitasnya dalam kurun waktu dua puluh tiga tahun, kepada Rasulullah saw."

Lailatul Qadr adalam malam kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan. Pahala atau nilai ibadah pada malam itu menyerupai ibadah selama seribu bulan.

Ditegaskan di dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw. Bersabda:

“Barang siapa yang bangun untuk mendirikan shalat pada malam lailatul qadr dengan penuh keimanan dan pengharapan akan pahala, maka akan diberikan ampunan kepadanya atas dosa-dosanya yang telah lalu.”
Pada malam Lailatul Qodar, malaikat-malaikat dan malaikat Jibril turun ke bumi untuk mengatur segala urusan, yakni banyak turunnya malaikat pada malam ini karena banyaknya berkah yang terdapat padanya.

Para malaikat itu turun bersamaan dengan turunnya berkah, sebagaimana mereka senang untuk turun saat Al-Qur’an dibaca.

Selain itu, para malaikat ini akan mengelilingi halaqah-halaqah dzikir [majelis ilmu] dan meletakkan sayap mereka bagi pencari ilmu dengan penuh kejujuran, sebagai bentuk penghormatan terhadapnya.

Tentang pengertian ming kulli amrin (untuk mengatur segala urusan):
  • Mujahid mengatakan: “Malam kesejahteraan untuk mengatur semua urusan.” 
  • Sa’id bin Manshur berkata: “Isa bin Yunus memberitahu kami, al-A’masy memberitahu kami, dari Mujahid, mengenai firman-Nya: salaamun Hiya (“Malam itu penuh kesejahteraan”) dia mengatakan: ‘Ia aman, di mana waktu itu syaitan tidak dapat melakukan kejahatan atau melancarkan gangguan.’” 
  • Qatadah dan lain-lain mengatakan: “Pada waktu itu semua urusan diputuskan, berbagai ajal dan rezeki juga ditetapkan, sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala: fiiHaa yufraqu kullu amrin hakiim --pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah (QS. Ad-Dukhaan: 4.

Kapan Terjadinya Lailatul Qodar?


Malam Lailatul Qadar
Masih menurut Tafsir Ibnu Katsir, Lailatul Qodar terjadi di 10 malam terakhir bulan Ramadhan, yaitu di malam-malam ganjil --malam ke-21, 23, 25, 27, atau malam ke-29. Allah SWT dan Rasul-Nya tidak memberitahukan secara pasti agar umat Islam menghidupkan 10 malam terakhir bulan Ramadhan guna menemui Lailatul Qadar.

Nabi Saw berdiri untuk menyampaikan khutbah pada pagi hari ke-20 bulan Ramadlan seraya berucap:

‘Barangsiapa yang beriktikaf bersamaku maka hendaklah dia pulang kembali, karena sesungguhnya aku telah melihat Lailatul Qadr. Dan sesungguhnya aku melupakannya, dan sesungguhnya ia ada pada sepuluh terakhir pada malam ganjil. Dan aku melihat seakan-akan aku bersujud di tanah dan air.’

Dan pada waktu itu atap masjid masih berupa pelepah kurma dan kami tidak bisa melihat sesuatu di langit. Lalu Lailatul Qadr itu datang secara tiba-tiba sehingga hujan turun menyiram kami. Selanjutnya, Nabi saw. mengerjakan shalat bersama kami sehingga aku melihat bekas tanah dan air pada dahi Rasulullah saw. sebagai bentuk pembenaran mimpi beliau.

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dari ‘Abdullah bin ‘Abbas bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

“Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh terakhir di bulan Ramadlan, pada sembilan hari yang tersisa, pada tujuh hari yang tersisa dan pada lima hari yang tersisa.”

Banyak orang yang menafsirkannya sebagai malam-malam ganjil. Dan yang ini lebih jelas dan lebih populer. Ulama lain membawanya kepada malam-malam genap, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Sa’id di dalam kitab shahihnya bahwa dia membawanya pada hal tersebut. wallaaHu a’lam.

Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dari ‘Ubadah bin ash-Shamit bahwa dia pernah bertanya kepada Rasulullah saw. mengenai Lailatul Qadr, lalu Rasulullah saw. bersabda:

“Pada bulan Ramadlan, carilah ia [lailatul qadr] pada malam sepuluh terakhir, karena ia adalah malam ganjil; malam keduapuluh satu, atau keduapuluh tiga, atau keduapuluh lima, atau keduapuluh tujuh, atau keduapuluh sembilan, atau pada malam terakhir.”

Cara Mendapatkan Lailatul Qodar


Imam Syafi’i mengatakan: “Pernah terlontar jawaban dari Nabi saw. bagi seorang penanya ketika ditanya kepada beliau: ‘Apakah kami harus mencari malam qadr itu pada malam tertentu?’ beliau menjawab: ‘Benar.’ Sesungguhnya lailatul qadr itu merupakan malam tertentu yang tidak akan berpindah.’”

Dinukil oleh at-Tirmidzi darinya sekaligus pengertiannya. Dan diriwayatkan dari Abu Qilabah bahwasannya dia pernah berkata: “Lailatul Qadr itu berpindah-pindah pada sepuluh malam terakhir.” Dan inilah yang diriwayatkan dari Abu Qilabah yang dinash-kan padanya oleh Malik, ats-Tsauri, Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Rahwaih, Abu Tsaur, al-Muzani, Abu Bakar bin Khuzaimah, dan lain-lain. Dan juga diriwayatkan dari asy-Syafi’i yang dinukil oleh al-Qadhi. Dan inilah yang mirip. wallaaHu a’lam.

Pendapat ini disandarkan pada hadits di dalam kitab ash-Shahihain dari ‘Abdullah bin ‘Umar bahwasannya ada beberapa orang dari sahabat Nabi diperlihatkan Lailatul Qadr melalui mimpi pada malam keduapuluh tujuh dari bulan Ramadlan. Lalu Nabi saw. bersabda: “Aku melihat mimpi kalian itu telah terjadi pada malam tujuh terakhir. Oleh karena itu, barangsiapa yang ingin memperolehnya maka hendaklah dia mengejarnya pada tujuh malam terakhir.”

Disunahkan untuk memperbanyak doa di sepanjang waktu dan di bulan Ramadlan, perbanyaklah pada sepuluh malam terakhir di bulan yang sama, kemudian pada malam-malam ganjil. 


Yang disunahkan dalam doa ini adalah membaca doa berikut: allaaHumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwaa fa’fu ‘annii (“Ya Allah sesungguhnya Engkau Mahapemaaf yang menyukai maaf, karenanya berikanlah maaf kepdaku.”)

Diriwayat pula oleh at-Tirmidzi, an-Nasa-i, dan Ibnu Majah serta al-Hakim di dalam Mustadraknya, dan dia mengatakan: “Hadits ini shahih dengan syarat Syaikhani [al-Bukhari dan Muslim] dan juga diriwayatkan oleh an-Nasa-i.

Kesimpulan
Malam Qodar (Lailatul Qodar) adalah malam penuh kemuliaan, keberkahan, ampunan, dan malam ketika nilai ibadah lebih baik dari amalan seribu bulan. Waktunya adalah di 10 terakhir bulan Ramadhan.

Semoga Allah SWT memberi kita kekutan dan rahmat sehingga bisa menjumpai Lailatul Qodar. Amin Ya Rabbal 'Alamin. (www.risalahislam.com.Sumber: Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, Shahih Bukhari, Shahih Muslim).*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Iman, Islam, dan Ihsan - Trilogi Risalah Islam

Pengertian Mubahalah dan Risikonya

2932. NAJISKAH MUNTAHAN BAYI ?