Tafsir QS Ali Imran:120 Menjelaskan Kondisi Umat Islam Saat Ini
Kaum Kafir dan Munafik Iri Melihat Umat Islam Bersatu. Kondisi saat ini seperti digambarkan dalam Tafsir QS Ali Imran:120.
Kaum kafir dan munafiqin, dengan motor "terduga" kaum komunis yang berusaha bangkit di Indonesia, kian berani dan terang-terangan menyerang dan memfitnah kaum Muslim dengan segala cara, untuk melemahkan kaum Muslim dan memadamkan cahaya Islam di negeri ini.
Didukung kekuatan politik dan ekonomi yang kini berkuasa, mereka terus berusaha melemahkan kaum Muslim dan menodai Islam.
Namun, menurut Allah SWT dalam QS. Ali Imran:120, tipu-daya mereka akan sia-sia selama umat Islam bersabar dan bertakwa --sabar dalam pengertian teguh pendirian, berjuang melawan serangan, dan tak goyah dengan akidah Islam.
Namun, menurut Allah SWT dalam QS. Ali Imran:120, tipu-daya mereka akan sia-sia selama umat Islam bersabar dan bertakwa --sabar dalam pengertian teguh pendirian, berjuang melawan serangan, dan tak goyah dengan akidah Islam.
TAFSIR DEPAG RI : QS 003 - AL IMRAN-120
إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
"Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan." (QS. Ali Imran/3:120).
Ayat ini menggambarkan jahatnya hati orang-orang kafir dan hebatnya sifat-dengki (iri) yang bersemi dalam dada mereka.
إن تمسسكم حسنة تسؤهم وإن تصبكم سيئة يفرحوا بها
"Jika kamu memperoleh kebaikan niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana mereka bergembira karenanya" (Q.S Ali Imran: 120).
Berkata Qatadah dalam menjelaskan firman Allah ini sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Jarir:
Karena itu Allah memerintahkan kepada umat Islam dalam menghadapi kelicikan dan niat jahat kaum kafir itu agar selalu bersifat sabar dan takwa serta penuh tawakal kepada Nya. Dengan demikian kelicikan mereka itu tidak akan membahayakan sedikitpun. Allah Maha Mengetahui segala tindak tanduk mereka.
Demikian tafsir QS Ali Imran:120 menurut Tafsir Depag RI.
"Jika kalian bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudaratan kepada kalian" (Ali Imran: 120)"
Kemudian Allah Swt. menyebutkan kisah Perang Uhud dan segala sesuatu yang terjadi di dalamnya sebagai ujian buat hamba-hamba-Nya yang mukmin, sekaligus untuk membedakan antara orang-orang yang mukmin dengan orang-orang munafik, dan keterangan mengenai kepahitan yang dialami oleh orang-orang yang bersabar.
Ayat ini menggambarkan jahatnya hati orang-orang kafir dan hebatnya sifat-dengki (iri) yang bersemi dalam dada mereka.
إن تمسسكم حسنة تسؤهم وإن تصبكم سيئة يفرحوا بها
"Jika kamu memperoleh kebaikan niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana mereka bergembira karenanya" (Q.S Ali Imran: 120).
Berkata Qatadah dalam menjelaskan firman Allah ini sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Jarir:
"Apabila orang-orang kafir itu melihat persatuan yang kokoh di kalangan kaum muslimin dan mereka memperoleh kemenangan atas musuh-musuh Islam, mereka merasa dengki dan marah. Tetapi bila terdapat perpecahan dan perselisihan di kalangan kaum muslimin dan mereka mendapat kelemahan dalam suatu pertempuran, mereka merasa senang dan bahagia. Memang sudah menjadi sunatullah baik pada masa dahulu sampai masa sekarang maupun pada masa yang akan datang sampai hari kiamat, bila timbul di kalangan orang kafir seorang cendekiawan sebagai penantang agama Islam, Allah tetap akan membukakan kebohongannya. melumpuhkan hujahnya dan memperlihatkan cela dan `aibnya".
Karena itu Allah memerintahkan kepada umat Islam dalam menghadapi kelicikan dan niat jahat kaum kafir itu agar selalu bersifat sabar dan takwa serta penuh tawakal kepada Nya. Dengan demikian kelicikan mereka itu tidak akan membahayakan sedikitpun. Allah Maha Mengetahui segala tindak tanduk mereka.
Demikian tafsir QS Ali Imran:120 menurut Tafsir Depag RI.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir juga disebutkan, ayat tersebut menggambarkan kerasnya permusuhan mereka (kaum kafir dan munafik) terhadap kaum mukmin.
Jika kaum mukmin mendapat kemakmuran, kemenangan, dukungan, dan bertambah banyak bilangannya serta para penolongnya berjaya, maka hal tersebut membuat susah hati orang-orang munafik.
Tetapi jika kaum Muslim tertimpa paceklik atau dikalahkan oleh musuh-musuhnya, hal ini merupakan hikmah dari Allah SWT. Seperti yang terjadi dalam Perang Uhud, orang-orang munafik merasa gembira akan hal tersebut.
"Jika kalian bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudaratan kepada kalian" (Ali Imran: 120)"
Allah Swt. memberikan petunjuk kepada kaum mukmin jalan keselamatan dari kejahatan orang-orang yang jahat dan tipu muslihat orang-orang yang zalim, yaitu dengan cara bersabar dan bertakwa serta bertawakal kepada Allah Yang Maha Meliputi musuh-musuh mereka.
Maka tidak ada daya dan tidak ada upaya bagi kaum mukmin kecuali dengan pertolongan Allah. Karena Allah-Iah semua apa yang dikehendaki-Nya terjadi, sedangkan semua yang tidak dikehendaki-Nya niscaya tidak akan terjadi.
Tiada sesuatu pun yang lahir dalam alam wujud ini kecuali berdasarkan takdir dan kehendak Allah Swt. Barang siapa bertawakal kepada-Nya, niscaya Dia memberinya kecukupan.
Kemudian Allah Swt. menyebutkan kisah Perang Uhud dan segala sesuatu yang terjadi di dalamnya sebagai ujian buat hamba-hamba-Nya yang mukmin, sekaligus untuk membedakan antara orang-orang yang mukmin dengan orang-orang munafik, dan keterangan mengenai kepahitan yang dialami oleh orang-orang yang bersabar.
Demikianlah ayat Al-Quran selalu menjelaskan fenomena kekinian dan akhir zaman, sebagai pedoman bagi kaum Muslim dalam menjalani kehidupan dalam situasi-kondisi bagaimanapun. Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*
Komentar
Posting Komentar