Dua Wasiat Rasulullah Saw Menjelang Wafat: Shalat dan Peduli Dhuafa

Dua Wasiat Rasulullah Saw Menjelang Wafat: Shalat dan Peduli Dhuafa
Dua Wasiat Rasulullah Saw Menjelang Wafat: Shalat dan Peduli Dhuafa

DIRIWAYATKAN, sesaat sebelum Rasulullah Muhammad Saw wafat, beliau sempat membisikan sebuah wasiat bagi umat Islam.

Saat tubuh Nabi Saw mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi, tiba-tiba beliau menggerakkan bibirnya hendak membisikkan sesuatu. 

Ali bin Abi Thalib yang saat itu ada di dekat beliau, segera mendekatkan telinganya. Rasulullah Saw pun berbisik: “Ushikum bi al-shalati wa ma malakat aimanukum" yang artinya "Peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”

Saat Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Nabi Saw yang mulai kebiruan, Rasul berbisik lagi: “Ummati, ummati, ummati" (umatku, umatku, umatku).”
Sesaat kemudian, Rasulullah Muhammad Saw pun berpulang ke hadirat Ilahi.

Begitulah gambaran detik-detik akhir menjelang ajal Nabi Saw.

Ada dua wasiat yang disampaikan Nabi kepada Ali menjelang ajalnya dalam ucapan beliau "Ushikum bi al-shalati wa ma malakat aimanukum":
  1. Shalat
  2. Peduli Dhuafa
Shalat dan Peduli Dhuafa (membela atau membantu kaum lemah) merupakan perpaduan hubungan dengan Allah (hablum minallah) dan hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas).

Shalat dan Peduli Dhuafa adalah cermin kesalehan individu dan kesalehan sosial.

Shalat adalah inti ibadah kepada Allah. Shalat merupakan ibadah utama sekaligus kewajiban paling poko umat Islam.

Shalat merupakan amal ibadah yang dihisah terlebih dahulu dan bahkan menjadi barometer penilaian amal seseorang di akhirat.

Namin, shalat saja tidak cukup. Ucapan salam di akhir shalat adalah simbol kewajiban umat Islam menebarkan kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan kepada sesama manusia.

Kepedulian sosial, antara lain dengan cara zakat, infak, sedekah, dan kepedulian sosial, merupakan salah satu "follow up" ibadah shalat dalam kehidupan sosial.

Muslim yang baik adalah muslim yang taat beribadah, namun juga memiliki hubungan baik dengan sesama. Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Iman, Islam, dan Ihsan - Trilogi Risalah Islam

2932. NAJISKAH MUNTAHAN BAYI ?

Arti Pokemon dalam Bahasa Jepang, Inggris, dan Syriac