Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Keutamaan dan Amalan Sunah Bulan Dzulqaidah (Zulkaidah)

Gambar
Keutamaan dan Amalan Sunah Bulan Dzulqaidah (Zulkaidah). Persiapan Haji dan Qurba. Zulkaidah atau Dzulqo'idah (Bahasa Arab: ذو القعدة , transliterasi: Dzulqaidah ), adalah bulan kesebelas dalam penanggalan Islam, hijriyah. Ia merupakan bulan yang mengandung makna sakral dalam sejarah di mana pada bulan ini terdapat larangan berperang. Makna kata Zulkaidah adalah 'Penguasa Gencatan Senjata' sebab pada saat itu bangsa Arab meniadakan peperangan pada bulan ini. ( Wikipedia ). Asal Penamaan Secara bahasa, Dzul Qo’dah terdiri dari dua kata: Dzul, yang artinya: Sesuatu yang memiliki dan Al Qo’dah, yang artinya tempat yang diduduki. Bulan Dzul Qa`idah --tahun ini bertepatan dengan Agustus 2017-- adalah bulan pertama dari bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah Swt. Hadis Shahih Seputar Bulan Dzul Qa’dah Dari Abu Bakrah radhiallahu ‘anhu , bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu

Hukum Kesalahan yang Dilakukan karena Lupa, Tidak Tahu, dan Terpaksa

Gambar
Hukum Kesalahan yang Dilakukan karena Lupa, Tidak Tahu, dan Terpaksa. ADA di pertanyaan di kolom komentar. Ia meminum minuman beralkohol karena TIDAK TAHU. Bagaimana hukumnya, apakah berdosa? Berikut ini beberapa dalil yang menyebutkan tentang Hukum Kesalahan yang Dilakukan karena Lupa, Tidak Tahu, dan Terpaksa. Intinya, Allah SWT memaafkan perbuatan dosa atau kesalahan yang dilakukan hamba-Nya karena lupa, tidak tahu, dan terpaksa. Alangkah indahnya Islam. Alangkah Mahakasih dan Mahasayang Allah SWT kepada para hamba-Nya. Rasulullah Saw besabda: عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَـا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ قَالَ : إِنَّ اللهَ تَـجَاوَزَ لِـيْ عَنْ أُمَّتِيْ الْـخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوْا عَلَيْهِ. حَسَنٌ رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ وَالْبَيْهَقِيُّ وَغَيْرُهُمَـا "Dari Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhuma bahwa Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallambersabda, ”Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla memaafkan kesalahan (yang tanpa sengaja) dan (k

Doa Pagi Hari: Mohon Ilmu, Rezeki, dan Amal yang Diterima

Gambar
Doa Pagi Hari: Mohon Ilmu, Rezeki, dan Amal yang Diterima. PAGI adalah permulawan hari. Islam memberikan perhatian khusus pada waktu pagi hari ini. Rasulullah bahkan memanjatkan doa khusus bagi umatnya terkait pagi hari: اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا   “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” Rasulullah Saw juga mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berdoa seusai sholat Subuh atau waktu pagi hari sebagai berikut: اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’aa wa rizqan toyyibaa wa ‘amalan mutaqabbalaa “Ya Allah, sungguh aku memohon kepadaMu ilmu yang manfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.” (HR. Ibnu As-Sunni dan Ibnu Majah). Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Pagi hari bagi seseorang itu seperti waktu muda dan akhir harinya seperti waktu tuanya.” Rasulullah, tidak menjumpai pagi melainkan bergegas dalam beraktivitas. Seperti yang Allah SWT firmankan: وَإِذْ غَدَوْتَ م

Tafsir QS An-Nas: Al-Azhar dan Ibnu Katsir tentang Setan Jin dan Manusia

Gambar
Tafsir QS An-Nas: Al-Azhar dan Ibnu Katsir. Berlindung dari Setan Jin dan Setan Manusia. AN-NAAS atau Al-Nas (Manusia) adalah surat terakhir dalam Mushaf Al-Quran, yakni surat ke-114. Ayatnya pendek-pendek, namun maknanya sangat luas. QS An-Nas berintikan perintah kepada kita (umat Islam) agar berlindung kepada Allah SWT dari dari kejahatan (bisikan) syetan dan manusia yang biasa bersembunyi ( waswasil khannas ). Berikut ini Tafsir QS An-Nas dari Tafsir Al-Azhar dan Ibnu Katsir قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلََهِ النَّاسِ مِنْ شَرِّ الوَسْوَاسِ الخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُوْرِ النَّاسِ مِنَ الجِنَّةِ وَالنَّاسِ “Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (Rob/yang memelihara) manusia, Raja manusia, Sembahan (Ilaah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam manusia, dari golongan jin dan manusia.” TAFSIR AL-AZHAR PROF HAMKA Di dalam Surat yang terakhir dalam susunan Al-Qur’an yang 114 Surat ini, dis

Zaman Hudnah, Negeri Bencana Penuh Kegaduhan

Gambar
Zaman Hudnah, Negeri Bencana Penuh Kegaduhan. Pegang Teguh Al-Quran! Suatu ketika, Nabi Muhammad Saw berwasiat kepada umat Islam. Rasulullah Saw bersabda: "Tiada kebaikan dalam kehidupan kecuali bagi seorang berilmu (’alim) yang berbicara atau pendengar yang memperhatikan. Wahai manusia, kalian berada pada zaman hudnah dan perjalananmu cepat.” Miqdad bertanya, “Wahai Rasulullah, apa hudnah itu?” Nabi Saw menjawab:   "(Al-Hudnah adalah) negeri bencana ( al-balaa' ) dan yang terputus. Jika menjadi samar bagi kalian urusan-urusan seperti penggalan malam yang gelap, maka hendaklah kalian (kembali) kepada Al-Quran. Sebab, Al-Quran adalah pemberi syafaat yang diterima syafaatnya dan saksi yang dipercaya." "Barangsiapa menjadikannya sebagai pemimpin, maka ia akan menuntunnya ke surga. Barangsiapa menaruhnya di belakang, maka ia menghalaunya ke neraka. Ia (Al-Quran) adalah petunjuk yang paling jelas kepada jalan terbaik. Barangsiapa berbicara dengannya, maka ia di

Pengertian Mubahalah dan Risikonya

Gambar
Apa pengertian Mubahalah? Bagaimana hukumnya dalam Islam? Pernahkah Rasulullah Saw dan para sahabat melakukan Mubahalah? Pengertian Mubahalah, Hukum, Syarat, dan Risikonya. MUBAHALAH ( malediction, imprecation ) berasal dari kata bahlah atau buhlah yang artinya kutukan atau melaknat . Menurut istilah, Mubahalah adalah dua pihak yang saling memohon dan berdoa kepada Allah SWT supaya Allah SWT melaknat dan membinasakan atau mengadzab pihak yang batil (salah) atau menyalahi pihak kebenaran. Peristiwa mubahalah pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw terhadap pendeta Kristen dari Najran pada tahun ke-9 Hijriah, sebagaimana disebutkan dalam Qs. Ali Imron (3): 61.  فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَةَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ [آل عمران/61] "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri ka